Petang
itu ketika Commuter Line baru saja mengakhiri perjalanan di Stasiun
Bekasi, langsung saja saya dan penumpang lainnya disambut derasnya hujan
disertai kilatan petir. Hujan yang teramat deras dan saya pun tertahan
untuk beberap saat tanpa bisa melanjutkan perjalanan menuju rumah.
Sambil menunggu hujan reda saya mengamati anak-anak yang berlarian
kesana-kemari menawarkan jasa ojek payung, diantara mereka bahkan ada
yang masih mengenakan seragam putih merahnya.
Mereka tak menghiraukan
dinginnya guyuran air hujan dan kilatan petir, yang ada hanyalah
keceriaan di wajah mereka dan itu terlihat dari tingkahnya yang sesekali
bercanda diantara mereka. Mereka menikmati pekerjaan itu dan mungkin
sambil membayangkan berapa uang yang akan didapat sore itu.
Ya mungkin mereka hanya iseng saja menjadi pengojek payung, hanya
sekedar untuk tambahan jajan, bukan pekerjaan utama mereka karena
dilihat dari usianya pastilah mereka masih murid-murid sekolah dasar dan
saya teringat dengan salah satu lagu dari Bang Iwan Fals yang berjudul Sore Tugu Pancoran :
Si budi kecil kuyup menggigil
menahan dingin tanpa jas hujan
di simpang jalan tugu pancoran
tunggu pembeli jajakan koran
menjelang maghrib hujan tak reda
si budi murung menghitung laba
surat kabar sore dijual malam
selepas isya melangkah pulang
anak sekecil itu berkelahi dengan waktu
demi satu impian yang kerap ganggu tidurmu
anak sekecil itu tak sempat nikmati waktu
dipaksa pecahkan karang, lemas jarimu terkepal
cepat langkah waktu pagi menunggu
si budi sibuk siapkan buku
tugas dari sekolah selesai setengah
sanggupkah si budi diam di dua sisi.
Semoga mereka menjadi manusia-manusia tangguh di kemudian hari.
#Babelan, 29-11-2012, 23.30 wib.
@doel_somuch
(catatan lama)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar